PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS TASAWUF MELALUI TAREKATRefleksi Hari Pendidikan NasionalOlehMuhammad Rusmin Al-Fajr


Hari ini banyak orang yang mengeluh tentang turunnya kualitas pendidikan, khususnya dengan semakin rendahnya moral, akhlak dan etika para peserta didik. Berbagai macam gagasan telah dikeluarkan untuk mengatasi semua persoalan ini yang kemudian kita kenal dengan nama Pendidikan Karakter.

Salah satu diantara sekian banyak model pendidikan karakter yang telah digagas adalah Pendidikan Berbasis Tasawuf yang bersumber dari salah satu keilmuan islam yang terbukti sukses dalam membina dan menciptakan generasi-generasi emas sejak zaman Rasulullah SAW hingga saat ini.

Mengapa Pendidikan berbasis Tasawuf itu bisa berhasil? 

Karena metode pendidikan tasawuf berfokus pada pembinaan hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadist, "dalam tubuh  manusia terdapat segumpal daging. Jika dia baik maka baik pulalah semua anggota tubuhnya (perbuatan/akhlaknya), namun jika dia buruk maka buruk pulalah semua akhlak perbuatannya. Daging itu adalah hati". Menurut Imam Al-Ghazali daging yang dimaksud di sini bukanlah hati/jantung yang bersifat fisik, akan tetapi sesuatu yang bersifat ruhani yang bagaikan Raja di dalam diri. 

Sebagai sebuah metode pendidikan, tasawuf memaparkan metode pembentukan karakter melalui takhalli, tahalli dan tajalli dengan setiap maqamatnya masing-masing.

Namun pendidikan berbasis tasawuf hanya bisa berjalan dengan baik, jika seseorang menempuhnya melalui jalan tarekat. Tanpa hal itu, maka tasawuf hanya akan menjadi sebatas ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis saja, dan tidak akan mampu mampu membentuk karakter yang lebih baik.

Mengapa tarekat menjadi begitu pentingnya dalam tasawuf? 

Hal ini karena di dalam tarekat sudah menyediakan paket pendidikan yang lengkap, komperhensif dan siap diaplikasikan (siap pakai). Tarekat adalah sebuah sistem yang sudah teruji selama ratusan tahun. Dengan bertarekat, kita tinggal mengikuti pola yang sudah ada, dan tidak lagi melalui proses trial and error (untuk anak kok coba-coba 😁😁😁).

Adanya sosok mursyid di dalam tarekat yang berfungsi sebagai pembimbing ruhani yang memiliki kompetensi yang tidak perlu diragukan karena dipilih melalui petunjuk Ilahiah yang diterima oleh mursyid sebelumnya (top buttom), bukan pemilihan suara terbanyak (buttom up). Kehadiran mursyid di dalam tarekat bagaikan seorang dokter ruhani yang akan mengobati penyakit hati pasiennya. Dengan demikian sosok mursyid sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan karakter.

Melalui tarekat, seorang mursyid sejati akan memberikan dua buah bimbingan kepada murid-muridnya, yaitu bimbingan lahiriah yang bersifat burhaniyah dan bimbingan ruhani yang bersifat isyraqiyah. Melalui bimbingan burhaniyah, seorang murid akan mendapatkan bimbingan secara umum melalui majelis-majelis ilmu dan tugas khidmat. Sedangkan bimbingan ruhani yang bersifat isyraqiyah adalah bimbingan secara khusus yang diberikan mursyid dari hati ke hati (heart to heart connection) yang hanya bisa didapatkan dengan cara rabithah dan muraqbah, sehingga seberapa besar bimbingan ini bisa didapatkan dan dirasakan tergantung dari seberapa kuat hubungan batin seorang murid dengan mursyidnya. 

Sehingga wajarlah jika kemudian dikatakan BERTASAWUF TANPA TAREKAT BAGAIKAN BERSYARIAT TANPA MADZHAB.

Wa Minallahi taufiq.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jum'at Syamsir N || Menyembelih Binatang Diri Dengan Hakikatil Muhammadiyah

RASIONALITAS KURBAN: Hancurkan Berhala Cintamu Itu: Sembelilah Dia

MENDEDAH PERNIKAHAN DUA PENGHULU AGUNG: Penghulu Para Washy & Penghulu Wanita Seluruh Alam